Welcome to my blog, enjoy reading.

Sabtu, 23 Januari 2010

KAA

Latar Belakang KAA

  1. Benua Asia dan Afrika mempunyai banyak kesamaan baik letak, sejarah maupun nasib.
  2. Perdamaian Negara-negara didunia terancam akibat adanya pertentangan antara blok barat dan blok timur karena ada beberapa bangsa dikawasan Asia-Afrika yang belum merdeka sepenuhnya.
  3. Negara-negara dikawasan Asia-Afrika yang sudah merdeka perlu menjalin kerjasama untuk mengatasi masalah-masalah pembangunan, ekonomi, sosisl, pendidikan &budaya.

Konferensi-konferensi pendahuluan
Sebelum berlangsungnya KAA, perwakilan Negara Sri lanka, Indonesia, India Pakistan dan birma. Mengadakan konferensi awal yaitu:

  1. Perdana mentri India Sri pandhit jawahalal menggelar Konferensi hubungan antar Asia (Inter Asia relation conference) di New Delhi. Dan menghasilkan arti penting yaitu pernyataan-pernyataan Negara-negara Asia untuk menentang Belanda yang berusaha menjajah kembali Belanda.
  2. Konferensi Kolombo

Konferensi Kolombo dilaksanakan 28 April- 2Mei 1954, yang dihadiri oleh 5 perdana mentri yaitu:
a. Ali sastroamidjojo(Indonesia)
b. Sri pandhit jawaharlal Nehru (India)
c. Muhammad Ali jinnah(Pakistan)
d. Sir jhon Kotelawa(Sri lanka)
e. U’NU(Birma)
Konferensi Kolombo disebut panca Negara I. konferensi tersebut diadakan untuk menyikapi masalah Vietnam sebagai bekal dalam menghadapi konferensi Genewa 1954.

3. Konferensi Bogor

Konferensi Bogor dilaksanakan 28 dan 29 Desember 1954 yang disebut panca Negara II koferensi ini di hadiri oleh 5 perdana mentri yang menghadiri konferensi kolombo


Tujuan KAA
1) Mejukan Kerja sama Asia-Afrika dalam berbagai bidang.
2) Memberantas diskriminasi dan kolonialisme.
3) Memperbesar peranan Negara di Asia-Afrikadi dunia

Pelaksanaan KAA
KAA di laksanakan tanggal 18-24 April 1955 di gedung Merdeka Bandung. KAA di laksanakan oleh 29 negara yang terdiri 23 Negara Asia dan 6 Negara Afrika.


Susunan kepengurusan KAA
Ketua = Ali sastro amidjoyoØ
Sekretaris = Ruslan Abdul GaniØ
Ketua komote kebudayaan = M. YaminØ
Ketua komite Ekonomi = Prof. Ir. RosenoØ

Peranan Indonesia dalam KAA
Indonesia sebagai pemrakarsa dan penyelenggara KAA.


Akibat-Akibat penting KAA bagi Dunia.
1) Berkurangnya ketegangan dan bahaya peperangan antara blok barat dan blok timur.
2) Peranan Negara Asia-Afrika sangat di butuhkan dalam setiap pengambilan keputusan siding umum PBB.

PELAKSANAAN KAA 1955

Gedung Dana Pensiun dipersiapkan sebagai tempat sidang-sidang Konferensi . Hotel Homann, Hotel Preanger, dan 12 (duabelas) hotel lainnya serta perumahan perorangan dan pemerintah dipersiapkan pula sebagai tempat menginap para tamu yang berjumlah 1300 orang.

Keperluan transport dilayani oleh 143 mobil, 30 taksi, 20 bus, dengan jumlah 230 sopir dan 350 ton bensin tiap hari serta cadangan 175 ton bensin.

Dalam kesempatan memeriksa persiapan-persiapan terakhir di Bandung pada tanggal 17 April 1955, Presiden RI Soekarno meresmikan penggantian nama Gedung Concordia menjadi Gedung Merdeka, Gedung Dana Pensiun menjadi Gedung Dwi Warna, dan sebagian Jalan Raya Timur menjadi Jalan Asia Afrika. Penggantian nama tersebut dimaksudkan untuk lebih menyemarakkan konferensi dan menciptakan suasana konferensi yang sesuai dengan tujuan konferensi.

Pada tanggal 15 Januari 1955, surat undangan Konferensi Asia Afrika dikirimkan kepada Kepala Pemerintahan 25 (dua puluh lima ) negara Asia dan Afrika. Dari seluruh negara yang diundang hanya satu negara yang menolak undangan itu, yaitu Federasi Afrika Tengah (Central African Federation), karena memang negara itu masih dikuasai oleh orang-orang bekas penjajahnya. Sedangkan 24 (dua puluh empat) negara lainnya menerima baik undangan itu, meskipun pada mulanya ada negara yang masih ragu-ragu. Sebagian besar delegasi peserta konferensi tiba di Bandung lewat Jakarta pada tanggal 16 April 1955.

Dalam penutup komunike terakhir dinyatakan bahwa Konferensi Asia Afrika menganjurkan menganjurkan supaya kelima negara penyelenggara mempertimbangkan untuk diadakan pertemuan berikutnya dari konferensi ini, dengan meminta pendapat negara-negara pesreta lainnya. Tetapi usaha untuk mengadakan Konferensi Asia Afrika kedua sesalu mengalami hambatan yang sulit diatasi. Tatkala usaha itu hampir terwujud (1964), tiba-tiba di negara tuan rumah (Aljazair) terjadi pergantian pemerintahan, sehingga konferensi itu jadi.

Konferensi Asia Afrika di Bandung, telah berhasil menggalang persatuan dan kerja sama di antara negara-negara Asia dan Afrika,baik dalam menghadapi masalah internasional maupun masalah regiobal . Konferensi serupa bagi kalangan tertentu di Asia dan Afrika beberapa lkali diadakan pula, seperti Konferensi Wartawan Asia Afrika , Konferensi Islam Asia Afrika, Konferensi Pengarang Asia Afrika, dan Konferensi Mahasiswa Asia Afrika.

Konferensi Asia Afrika telah membakar semangat dan menambah kekuatan moral para pejuang bangsa-bangsa Asia da Afrika yang pada masa itu tengah memperjuangkan kemerdekaan tanah air mereka, sehingga kemudian lahirlah sejumlah negara merdeka dibenua Asia dan Afrika. Semua itu menandakan bahwa ciat-cita dan semangat Dasa Siala Bandung semakin merasuk kedalam tubuh bangsa-bangsa Aia dan Afrika.

Jiwa Bandung dengan Dasa Silanya telah mengubah pandangan dunia tentang hubungan internasional. Bandung telah melahirkan faham Dunia Ketiga atau “ Non-Aligned”terhadap dunia pertamanya Washington dan Dunia keduanya Moscow Jawa Bandung telah mengubah juga struktur perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Forum PBB bukan lagi forum eksklusif Barat dan Timur.

Sebagai penutup uraian singkat ini, dikutip bagian terakhir pidato penutupan Ketua Konferensi Asuia Afrika sebagai berikut : “May we continue on the way we have taken together and may the Bandung Conference stay as a beacom guiding the future progress of Asia and Afrika”

( “ Semoga kita dapat meneruskan perjalanan kita diatas jalan yang telah kita pilih bersama-sama dan semoga Konferensi Bandung ini tetap tegak sebagai sebuah mercusuar yang membimbing kemajuan dimasa depan dari Asia dan Afrika “)

Dasasila bandung

Dasasila Bandung adalah sepuluh poin hasil pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika yang dilaksanakan pada April 1955 di Bandung, Indonesia. Pernyataan ini berisi tentang "pernyataan mengenai dukungan bagi kedamaian dan kerjasama dunia". Dasasila Bandung ini memasukkan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB dan prinsip-prinsip Nehru.[rujukan?]

Isi Dasasila Bandung

  1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat didalam piagam PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa).
  2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa.
  3. Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa, besar mahupun kecil.
  4. Tidak melakukan campur tangan atau intervensi dalam soalan-soalan dalam negeri negara lain.
  5. Menghormati hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri sendiri secara sendirian mahupun secara kolektif, yang sesuai dengan Piagam PBB.
  6. (a) Tidak menggunakan peraturan-peraturan dan pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negara-negara besar, (b) Tidak melakukan campur tangan terhadap negara lain.
  7. Tidak melakukan tindakan ataupun ancaman agresi mahupun penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik suatu negara.
  8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan cara damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrasi, atau penyelesaian masalah hukum , ataupun lain-lain cara damai, menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan, yang sesuai dengan Piagam PBB.
  9. Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama.
  10. Menghormati hukum dan kewajiban–kewajiban internasional